WELCOME TO MY BLOG

Lakukanlah segala apa pun dengan rasa tulus ikhlas dan kejujuran

About Me

Yunizar Suwandhana
Bandung, Jawa Barat, Indonesia
Seorang yang lahir dari pasangan Andi Suwanda, S.Pd dan Yati Suryati ini dilahirkan di Cimahi, 1 Juni 1992 . Saya sedang mencoba mencari jati diri dan memulai membangun sebuah istana kedewasaan hati mulia yang membangun kecerahan kedepannya . "MAN JADDA WAA JADA"
Lihat profil lengkapku

Statisitk

Search Engine

Gombalers

Mama kamu ngidam hansaplast ya? soalnya kamu telah menutup luka dihatiku hahahaha
RSS

Efektivitas dalam Organisasi

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Organisasi adalah sebuah badan hukum yang didalamnya terdapat sejumlah anggota yang memiliki visi dan misi yang sama agar terciptanya tujuan bersama, dalam organisasi ada yang disebut dengan efektivitas organisasi.
Menurut Emitai Etzioni (1982:54) adalah bahwa “efektivitas organisasi dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan atau sasaran.” Oleh sebab itu, maka perlu lebih dipahami lagi mengenai efeltivitas organisasi, agar dalam organisasi tercapainya sebuah tujuan yang sudah dirumuskan dalam visi dan misi awal sebuah organisasi.
Mengenai efektivitas organisasi terdapat beberapa kriteria pengukuran berdasarkan model-model pendekatan yang digunakan. Menurut Quinn dan Rohrbough (Kasim ,1993) mengusulkan empat model atau perspektif teoritis mengenai kriteria efektivitas organisasi, yaitu (1) model tujuan rasional (rasional goal model) , (2) model hubungn manusia (human relations model) , (3) model sistem terbuka (open system model) dan (4) model proses internal (internal system model).
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi adalah sebagai berikut: (1) Adanya tujuan yang jelas, (2) Struktur organisasi. (3) Adanya dukungan atau partisipasi masyarakat, (4) Adanya sistem nilai yang dianut.
Tercapainya tingkat efektivitas yang tinggi perlu memperhatikan kriteria-kriteria efektivitas sebagaimana yang dikemukakan oleh Richard M Steers (1985:46) sebagai berikut: (1) Produktivitas. (2) Kemampuan berlaba. (3) Kesejahteraan pegawai.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, rumusan masalah pada makalah ini :
1. Apa yang dimaksud Efektivitas Organisasi ?
2. Bagaimana Model-Model Mengenai Efektivitas Organisasi?
3. Apa Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Organisasi ?
4. Bagaimana Kriteria Pengukuran Efektivitas Organisasi ?

C. Tujuan Penulisan Makalah

Secara ringkas tujuan pembuatan makalah ini dapat drumuskan sebagai berikut :
1. Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan efektivitas dalam organisasi.
2. Mengetahui dan memahami bagaimana model-model mengenai efektivitas dalam organisasi.
3. Mengetahui dan memahami faktor-faktor apa saja yang ada dalam efektivitas dalam organisasi.
4. Mengetahui dan memahami bagaimana kriteria pengukuran efektivitas dalam organisasi.

D. Manfaat Penulisan Makalah

Makalah ini disusun dengan harapan memberikan kegunaan baik secara teoritis maupun secara praktis. Secara teoritis makalah ini sebagai media untuk merangsang pengetahuan mengenai efektivitas dalam berorganisasi. Secara praktis makalah ini diharapkan bermanfaat bagi :
1. Penulis, sebagai wahana penambah pengetahuan dan pembelajaran konsep ilmu keolahragaan khususnya tentang konsep penerapan efektivitas dalam organisasi.
2. Pembaca, sebagai media informasi dalam mengenal dan memahami efektivitas dalam organisasi secara mendalam.




BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Efektivitas Organisasi

Konsep efektivitas sesungguhnya merupakan suatu konsep yang luas, mencakup berbagai faktor di dalam maupun di luar organisasi. Konsep efektivitas ini oleh para ahli belum ada keseragaman pandangan, dan hal tersebut dikarenakan sudut pandang yang dilakukan dengan pendekatan disiplin ilmu yang berbeda, sehingga melahirkan konsep yang berbeda pula di dalam pengukurannya. Namun demikian, banyak juga ahli dan peneliti yang telah mengungkapkan apa dan bagaimana mengukur efektivitas itu.
Emitai Etzioni (1982:54) mengemukakan bahwa “efektivitas organisasi dapat dinyatakan sebagai tingkat keberhasilan organisasi dalam usaha untuk mencapai tujuan atau sasaran.” Komaruddin (1994:294) juga mengungkapkan “efektivitas adalah suatu keadaan yang menunjukan tingkat keberhasilan kegiatan manajemen dalam mencapai tujuan yang telah ditetapkan terlebih dahulu.”
The Liang Gie (2000:24) juga mengemukakan “efektivitas adalah keadaan atau kemempuan suatu kerja yang dilaksanakan oleh manusia untuk memberikan guna yang diharapkan.”
Sedangkan menurut pendapat Gibson (1984:28) mengemukakan bahwa “efektivitas adalah konteks perilaku organisasi merupakan hubungan antar produksi, kualitas, efisiensi, fleksibilitas, kepuasan, sifat keunggulan dan pengembangan.”
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat diketahui bahwa efektivitas merupakan suatu konsep yang sangat penting karena mampu memberikan gambaran mengenai keberhasilan suatu organisasi dalam mencapai sasarannya atau dapat dikatakan bahwa efektivitas merupakan tingkat ketercapaian tujuan dari aktivasi-aktivasi yang telah dilaksanakan dibandingkan dengan target yang telah ditetapkan sebelumnya.
Gibson (1984:38) mengungkapkan tiga pendekatan mengenai efektivitas yaitu:
1. Pendekatan Tujuan. Pendekatan tujuan untuk mendefinisikan dan mengevaluasi efektivitas merupakan pendekatan tertua dan paling luas digunakan. Menurut pendekatan ini, keberadaan organisasi dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan tertentu. Pendekatan tujuan menekankan peranan sentral dari pencapaian tujuan sebagai kriteria untuk menilai efektivitas serta mempunyai pengaruh yang kuat atas pengembangan teori dan praktek manajemen dan perilaku organisasi, tetapi sulit memahami bagaimana melakukannya. Alternatif terhadap pendekatan tujuan ini adalah pendekatan teori sistem.
2. Pendekatan Teori Sistem. Teori sistem menekankan pada pertahanan elemen dasar masukan-proses-pengeluaran dan mengadaptasi terhadap lingkungan yang lebih luas yang menopang organisasi. Teori ini menggambarkan hubungan organisasi terhadap sistem yang lebih besar, diman organisasi menjadi bagiannya. Konsep organisasi sebagian suatu sistem yang berkaitan dengan sistem yang lebih besar memperkenalkan pentingnya umpan balik yang ditujukan sebagai informasi mencerminkan hasil dari suatu tindakan atau serangkaian tindakan oleh seseorang, kelompok atau organisasi. Teori sistem juga menekankan pentingnya umpan balik informasi. Teori sistem dapat disimpulkan: (1) Kriteria efektivitas harus mencerminkan siklus masukan-proses-keluaran, bukan keluaran yang sederhana, dan (2) Kriteria efektivitas harus mencerminkan hubungan antar organisasi dan lingkungn yang lebih besar dimana organisasai itu berada. Jadi: (1) Efektivitas organisasi adalah konsep dengan cakupan luas termasuk sejumlah konsep komponen. (3) Tugas manajerial adalah menjaga keseimbangan optimal antara komponen dan bagiannya
3. Pendekatan Multiple Constituency. Pendekatan ini adalah perspepktif yang menekankan pentingnya hubungan relatif di antara kepentingan kelompok dan individual dalam hubungan relatif diantara kepentingan kelompok dan individual dalam suatu organisasi. Dengan pendekatan ini memungkinkan pentingnya hubungan relatif diantara kepentingan kelompok dan individual dalam suatu organisasi. Dengan pendekatan ini memungkinkan mengkombinasikan tujuan dan pendekatan sistem guna memperoleh pendekatan yang lebih tepat bagi efektivitas organisasi.
Robbins (1994:54) mengungkapkan juga mengenai pendekatan dalam efektivitas organisasi:
1. Pendekatan pencapaian tujuan (goal attainment approach). Pendekatan ini memandang bahwa keefektifan organisasi dapat dilihat dari pencapaian tujuannya (ends) daripada caranya (means). Kriteria pendekatan yang populer digunakan adalah memaksimalkan laba, memenangkan persaingan dan lain sebaginya. Metode manajemen yang terkait dengan pendekatan ini dekenal dengan Manajemen By Objectives (MBO) yaiutu falsafah manajemen yang menilai keefektifan organisasi dan anggotanya dengan cara menilai seberapa jauh mereka mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.
2. Pendekatan sistem. Pendekatan ini menekankan bahwa untuk meningkatkan kelangsungan hidup organisasi, maka perlu diperhatikan adalah sumber daya manusianya, mempertahankan diri secara internal dan memperbaiki struktur organisasi dan pemanfaatan teknologi agar dapat berintegrasi dengan lingkungan yang darinya organisasi tersebut memerlukan dukungan terus menerus bagi kelangsungan hidupnya.
3. Pendekatan konstituensi-strategis. Pendekatan ini menekankan pada pemenuhan tuntutan konstituensi itu di dalam lingkungan yang darinya orang tersebut memerlukan dukungan yang terus menerus bagi kelangsungan hidupnya.
4. Pendekatan nilai-nilai bersaing. Pendekatan ini mencoba mempersatukan ke tiga pendekatan diatas, masing-masing didasarkan atas suatu kelompok nilai. Masing-masing didasarkan atas suatu kelompok nilai. Masing-masing nilai selanjutnya lebih disukai berdasarkan daur hidup di mana organisasi itu berada.
Berdasarkan pendapat di atas, dapat diketahui bahwa pendekatan tujuan didasarkan pada pandangan organisasi diciptakan sebagai alat untuk mencapai tujuan. Dalam teori sistem, organisasi dipandang sebagai suatu unsur dari sejumlah unsur yang saling berhubungan antara satu dengan yang lain.
Sedangkan pendekatan Multiple Constituency merupakan pendekatan yang menggabungkan pendekatan tujuan dengan pendekatan sistem sehingga diperoleh satu pendekatan yang lebih tepat bagi tercapainya efektifitas organisasi. Sedangkan untuk pendekatan nilai-nilai bersaing merupakan pendekatan yang menyatukan ketiga pendekatan yang telah dikemukakan di atas yang disesuaikan dengan nilai suatu kelompok.
Efektivitas organisasi tercapai apabila secara keseluruhan tujuan organisasi terealisasi. Banyak study yang telah di lakukan oleh para pakar ilmu pengetahuan mengenai efektivitas organisasi. Good man dan penning ( Kasim,1993 ) mengatakan bahwa efektivitas organisasi merupakan tema pokok dalam sebagian penelitian yang memakai organisasi secara keseluruhan sebagai unit analisis. Indra wijaya (1989) mengemukakan bahwa telah banyak teori dan ukuran yang dapat digunakan untuk menilai efektivitas organisasi, mulai dari teori yang sederhana sampai yang cukup kompleks.
Teori yang sederhana berpendapat bahwa efektivitas organisasi sama dengan prestasi organisasi secara keseluruhan. Menurut pandangan ini, efektivitas organisasi dapat diukur berdasarkan seberapa besar keuntungan yang diperolehnya. Pandangan yang juga penting untuk diperhatikan adalah teori yang menghubungkan pengertian efektivitas organisasi dengan tingkat kepuasan para anggota nya. Menurut pandangan ini, suatu organisasi dikatakan efektiv bila para anggota nya merasa puas.
Selanjutnya pandangan yang lebih komprehensip menganai efektivitas organisasi melilhat dari berbagai macam ukuran. Pandangan ini berpendapat bahwa susunan organisasi memang merupakan suatu hal yang penting, tetapi dalam susunan tersebut perlu diberikan kebebasan bertindak, sehingga memungkinkan para anggota dan organisasi secara keseluruhan dapat lebih menyesuaikan diri dengan tuntunan perubahan. Dengan demikian pengertian efektivitas organisasi mengalami sedikit penggeseran, yaitu selain berkaitan dengan aspek intern organisasi juga berhubungan dengan aspek luar organisasi, yaitu kemampuan menyesuaikan diri dengan tuntutan perubahan keadaan sekeliling.

B. Model-Model Mengenai Efektivitas Organisasi

Menganai efektivitas organisasi terdapat beberapa kriteria pengukuran berdasarkan model-model pendekatan yang digunakan. Quinn dan Rohrbough (Kasim ,1993) mengusulkan empat model atau perspektif teoritis mengenai kriteria efektivitas organisasi, yaitu (1) model tujuan rasional (rasional goal model) , (2) model hubungn manusia (human relations model) , (3) model sistem terbuka (open system model) dan (4) model proses internal (internal system model).
1. Model tujuan rasional menekankan kepada perumusan tujuan, perencanaan, evaluasi, dan produktivitas. Kelebihan model tujuan rasional dalam mengevaluasi efektivitas organisasi adalah karena penilaian keberhasilan organisasi dilakukan atas dasar keinginan organisasi, bukan berdasarkan penilaian atas dasar kriteria pribadi (value judgment) si penilai. Di lain pihak, pendekatan yang berdasarkan tujuan ini dilakukan obyektivitasnya, karena kenyataan sebagian besar organisasi mempunyai tujuan-tujuan yang saling bertentengan, dan tujuan resmi (formal) biasanya tidak jelas.
2. Model hubungn manusia lebih menekankan pada moral kariawan, kepemimpinan, pengembangan sumber daya manusia dan aspek peranan informal dari perilaku organisasi . kekuatan model ini yang utama adalah bahwa anggota organisasi diperlakukan sebagai manusia. Tidak semata-mata sebagai salah satu faktor produksi. Tapi model ini juga mempunyai kelemahan. Robeyy (1982) menyatakan bahwa model ini cenderung mengabaikan perspektip makro ( organisasi secara keseluruhan ) dan hampir sepenuhnya memfokuskan pada aspek manusia. Perrow (1979) meragukan kebenaran model ini karena hanya ada sedikit bukti empiris untuk mendukung teori-teori hubungan manusia.
3. Model sistem terbuka memfokuskan pada hubungan antara organisasi dengan lingkunganya secara teoritis, model ini lebih komprehensif daripada model-model lainya, sebab organisasi dianggap sebagai suatu yang dinamis dalam kerangka lingkungan yang lebih luas. Di lain pihak, pendekatan yang komprehensif tersebut tidak mungkin direalisasikan dalam studi ynag sebenarnya karena kompleksnya model dan hubungan antara elemen-elemenya. Kelemahan lain adalah pandangan yang mengasumsikan bahwa organisasi dianggap bersifat reaktif semata-mata dalam hubungannya dengan lingkungan .
4. Model proses internal , memusatkan perhatianya pada proses pengolahan informasi dan pembuatan keputusan dalam organisasi . kekuatan model ini adalah karena pengevaluasian efektivitas organisasi lebih berdasarkan proses daripada pengevaluasian berdasarkan tujuan akhir ( steers ,1977 ) di lain pihak, model ini juga mempunyai kelemahan. Habeerstron (1965) mengatakan bahwa model proses internal mempunyai kesulitan dalam mengidentifikasikan , mengkur, dan melaporkan proses-proses internal organisasi. Scott (1977) mengingatkan bahwa penekanan pada proses internal mungkin bisa menjurus pada penggantian tujuan dengan cara ( alat ), tetapi tidak bisa keluar dari kesulitan dalam memilah kriteria keberhasilan, apakah “tujuan akhir yang diiginkan” atau “proses yang diinginkan”.

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Efektivitas Organisasi

Berdasarkan pendekatan-pendekatan dalam efektivitas organisasi yang telah dikemukakan sebelumnya maka dapat dikatakan bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi adalah sebagai berikut: (1) Adanya tujuan yang jelas, (2) Struktur organisasi. (3) Adanya dukungan atau partisipasi masyarakat, (4) Adanya sistem nilai yang dianut.
Organisasi akan berjalan terarah jika memiliki tujuan yang jelas. Adanya tujuan akan memberikan motivasi untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya. Selanjutnya tujuan organisasi mencakup beberapa fungsi diantaranya yaitu memberikan pengarahan dengan cara menggambarkan keadaan yang akan datang yang senantiasa dikejar dan diwujudkan oleh organisasi.
Faktor-faktor yang mempengaruhi organisasi harus mendapat perhatian yang seriuas apabila ingin mewujudkan suatu efektivitas.

Di bawah ini penulis menguraikan empat faktor yang mempengaruhi efektivitas, yang dikemukakan oleh Richard M Steers (1985:8):
1. Karakteristik Organisasi adalah hubungan yang sifatnya relatif tetap seperti susunan sumber daya manusia yang terdapat dalam organisasi. Struktur merupakan cara yang unik menempatkan manusia dalam rangka menciptakan sebuah organisasi. Dalam struktur, manusia ditempatkan sebagai bagian dari suatu hubungan yang relatif tetap yang akan menentukan pola interaksi dan tingkah laku yang berorientasi pada tugas.
2. Karakteristik Lingkungan, mencakup dua aspek. Aspek pertama adalah lingkungan ekstern yaitu lingkungan yang berada di luar batas organisasi dan sangat berpengaruh terhadap organisasi, terutama dalam pembuatan keputusan dan pengambilan tindakan. Aspek kedua adalah lingkungan intern yang dikenal sebagai iklim organisasi yaitu lingkungan yang secara keseluruhan dalam lingkungan organisasi.
3. Karakteristik Pekerja merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap efektivitas. Di dalam diri setiap individu akan ditemukan banyak perbedaan, akan tetapi kesadaran individu akan perbedaan itu sangat penting dalam upaya mencapai tujuan organisasi. Jadi apabila suatu rganisasi menginginkan keberhasilan, organisasi tersebut harus dapat mengintegrasikan tujuan individu dengan tujuan organisasi.
4. Karakteristik Manajemen adalah strategi dan mekanisme kerja yang dirancang untuk mengkondisikan semua hal yang di dalam organisasi sehingga efektivitas tercapai. Kebijakan dan praktek manajemen merupakan alat bagi pimpinan untuk mengarahkan setiap kegiatan guna mencapai tujuan organisasi. Dalam melaksanakan kebijakan dan praktek manajemen harus memperhatikan manusia, tidak hanya mementingkan strategi dan mekanisme kerja saja. Mekanisme ini meliputi penyusunan tujuan strategis, pencarian dan pemanfaatan atas sumber daya, penciptaan lingkungan prestasi, proses komunikasi, kepemimpinan dan pengambilan keputusan, serta adaptasi terhadap perubahan lingkungan inovasi organisasi.
Menurut pendapat di atas penulis mengambil kesimpulan bahwa: 1) organisasi terdiri atas berbagai unsur yang saling berkaitan, jika salah satu unsur memiliki kinerja yang buruk, maka akan mempengaruhi kinerja organisasi secara keseluruhan; 2) Keefektifan membutuhkan kesadaran dan interaksi yang baik dengan lingkungan; 3) kelangsungan hidup organsiasi membutuhkan pergantian sumber daya secara terus menerus. Suatu perusahaan tidak memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas organisasi, akan mengalami kesulitan dalam mencapai tujuannya tetapi apabila suatu perusahaan memperhatikan faktor-faktor tersebut maka tujuan yang ingin dicapai dapat lebih mudah tercapai hal itu dikarenakan efektivitas akan selalu dipengaruhi oleh faktor-faktor tersebut.



D. Kriteria Pengukuran Efektivitas Organisasi

Tercapainya tingkat efektivitas yang tinggi perlu memperhatikan kriteria-kriteria efektivitas sebagaimana yang dikemukakan oleh Richard M Steers (1985:46) sebagai berikut: (1) Produktivitas. (2) Kemampuan berlaba. (3) Kesejahteraan pegawai
Secara lebih operasional, Emitai Atzoni yang dikutip oleh Indrawijaya (1989:227) mengemukakan “efektivitas organisasi akan tercapai apabila organisasi tersebut memenuhi kriteria mampu beradaptasi, berintegrasi, memiliki motivasi, dan melaksanakan produksi dengan baik”.
Gibson (1984:32-34) berpendapat bahwa kriteria efektivitas meliputi:
1. Kriteria efektivitas jangka pendek: Produksi, Efisiensi, Kepuasan.
2. Kriteria efektivitas jangka menengah: Persaingan, dan Pengembangan
3. Kriteria efektivitas jangka panjang
4. Kelangsungan hidup
Sondang P Siagian (2000:32) mengungkapkan beberapa hal yang menjadi kriteria dalam pengukuran efektivitas:
Efektivitas dapat diukur dari berbagai hal, yaitu: kejelasan tujuan yang hendak dicapai, kejelasan strategi pencapaian tujuan, proses analisa dan perumusan kebijakan yang mantap, perencanaan yang matang, penyusunan program yang tepat, tersedianya sarana dan prasarana kerja, pelaksanaan yang efektif dan efisien, sistem pengawasan dan pengendalian yang mendidik.


BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan

Langkah terpenting dapat dilakukan untuk mewujudkan efisiensi dan efektifitas adalah meningkatkan produktiftas SDM, ciptakan aturan dan mekanisme kerja yang konsisten serta penyaluran dana/biaya operasional yang betul-betul dipergunakan demi kepentingan kerja/kedinasan secara langsung sesuai dengan kepentingannya dan program efisiensi dan efektifitas dilakukan secara merata pada semua lini atau bagian di lingkup organisasi, serta efisiensi harus terus tetap dilakukan dalam kondisi apapun, asalkan tidak menghambat kinerja organisasi .

Daftar Pustaka

Yuniarsih,tjutju. (1998).menejemen organisasi.Bandung: IKIP Bandung Press
Winardi. (2003).teori organisasi dan pengorganisasian.Jakarta:PT Raja Grapindo Persada
http://sambasalim.com/manajemen/konsep-efektivitas-organisasi.html
http://tpers.net/2010/11/tugas-makalah-efektifitas-dan-efisiensi-organisasi/
Irianto, Jusuf. 2001. Tema-Tema Pokok Sumber Daya Manusia. Jakarta: Insan Cendikia
Prabu, Anwar . 2005. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: Remaja Rosdakarya
Simamora, Henry. 2004. Manjemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: STIE YKPN
Steers, M Richard. 1985. Efektivitas Organisasi. Jakarta: Erlangga

  • Digg
  • Del.icio.us
  • StumbleUpon
  • Reddit
  • RSS

0 komentar: